15 March 2013

Ponsel Bisa Digunakan untuk Menyalakan Sepeda Motor

Teknologi memang berkembang sedemikian rupa. Aneka perangkat canggih tampil dalam bentuk yang semakin kecil, tapi powerful. Setidaknya itulah insight yang saya dapat saat mendapat kesempatan menghadiri pameran industri telepon selular atau  Mobile World Congress 2013 yang berlangsung pada  25-28 Februari 2013 di Gedung Fira Grand Via, Barcelona, Spanyol. Tulisan ini sebelumnya sudah tayang di Kompas.com. Saya mengemasnya kembali dalam blog ini sebagai catatan pribadi.

Catatan ini cuma sebagian kecil dari ribuan produk yang dipamerkan di sana. Apa yang Anda bayangkan dapat dilakukan oleh sebuah telepon pintar atau "smartphone"? Menelepon? SMS? Berselancar di internet? Bermain game? Atau sekadar gaya hidup?


Telepon pintar, apapun bentuknya, apakah tablet, ponsel, atau phablet (soal kategori ini pun kita sudah sulit membedakannya kini) dan apapun sistem operasinya, dapat digunakan lebih dari yang kita bayangkan.

Pernahkan Anda membayangkan telepon pintar di tangan Anda bisa digunakan sebagai perangkat registrasi, membayar tagihan restauran, menyalakan sepeda motor, bahkan bisa membuatkan Anda secangkir kopi. Ya, kopi, minuman yang sangat nikmat itu.

Near Field Communication

Penyelenggaraan MWC tahun ini menjanjikan sebuah pengalaman khusus tentang aplikasi teknologi NFC (Near Field Communication) di arena Congress. Sebenarnya NFC bukan teknologi baru, sudah muncul beberapa tahun lalu. Hanya saja, penggunaanya masih sangat terbatas. NFC adalah teknologi yang memungkinkan dua perangkat saling berkomunikasi dalam jarak yang sangat dekat, kurang dari 10 cm.


registrasi
(Proses registrasi untuk masuk ke arena kongres. Foto:Heru Margianto/Kompas.com)
Di Arena MWC 2013, seluruh proses registrasi untuk dapat masuk ke arena kongres dilakukan dengan teknologi ini. Di pintu depan, sejumlah petugas berjaga dengan sebuah ponsel di tangan mereka. Mereka lalu menempelkan ponsel tersebut ke ID Card peserta. Layar ponsel kemudian akan memunculkan pesan: “accepted” atau “rejected”. Jadi, para peserta tidak mungkin membuat ID palsu. Sebab, di dalam ID yang tercetak sudah tertanam kode identifikasi yang berisi profil peserta yang diisi saat pendaftaran awal.

Tidak semua tempat di dalam arena dapat dimasuki. Ada sejumlah tempat yang khusus diperuntukkan bagi peserta kategori tertentu, misalnya kalangan industri, analis, atau jurnalis. Penjaga gerai tidak perlu pusing untuk menyeleksi peserta yang masuk. Yang mereka butuhkan hanyalah menempelkan telepon mereka ke ID peserta lalu melihat informasi di layar.

Para peserta juga dapat menggunakan teknologi NFC untuk mencari tahu informasi yang mereka butuhkan seputar arena kongres, apakah tempat makan, jadwal pembicara, lokasi peserta pameran, dan sebagainya.

Perlu dicatat, Fira Grand Via, tempat berlangsungnya acara ini adalah sebuah gedung yang suangat buesar. Luasnya 240.000 meter persegi. Anda membutuhkan waktu 16 menit untuk berjalan (tanpa mampir) dari pintu depan hingga pintu belakang.

Ada ratusan peserta pameran dan ratusan konferensi pers dan puluhan seminar yang tersebar di delapan hall di arena ini.

hall fira
(Suasana Hall 3 Fira Grand Via. Foto:Heru Margianto/Kompas.com)

lantai jalan
(Seperti di bandara, Fira Grand Via dilengkapi lantai berjalan. Foto:Heru Margianto/Kompas.com).


Panitia menyediakan puluhan papan informasi di sejumlah tempat yang berisi aneka informasi tentang acara ini. Nah, mereka yang ingin memperoleh informasi tersebut hanya perlu menempelkan ponsel mereka ke papan informasi tesebut. Dengan teknologi NFC, informasi yang dibutuhkan akan muncul di layar.

NFC informasi
(Seorang peserta kongres mendekatkan ponselnya ke papan pengumuman berbasis NFC untuk mencari informasi yang dibutuhkan. Foto:Heru Margianto/Kompas.com)



NFC di restauran

Hal menarik saya temukan juga di sejumlah gerai yang memamerkan produk mereka dengan memanfaatkan teknologi Near Field Communication (NFC).

Perusahaan komunikasi asal Korea, KT, menampilkan alat pembayaran untuk restoran berbasis NFC dengan tablet dan ponsel pintar yang disebut "Cloud Pad Pos".

Seperti dilaporkan wartawan KT mengembangkan sebuah aplikasi manajemen pembayaran yang dapat diunduh dalam tablet pemilik restoran.

Tablet itu cukup ditaruh di atas "Cloud Pad Pos". Tablet juga dapat bekerja nirkabel, tanpa perlu ditaruh di atas alat itu. Aplikasi tersebut dapat mencatat seluruh transaksi, daftar menu, daftar pesanan, dan nomor meja pelanggan.
Saat membayar, pelanggan dapat menggunakan kartu kredit atau meletakkan ponsel yang telah dilengkapi teknologi NFC di atas alat tersebut. Tanda tangan, lalu struk pembayaran tercetak.

pad pos 1
(Sebuah tablet berbasis sistem operasi android dengan aplikasi manajemen pembayaran restoran diletakkan di atas "Cloud Pad Pos". Di sisi "Pad Pos" adalah mesin pencetak struk berwarna hitam. Foto:Heru Margianto/Kompas.com)

pad pos 2
(Tempat menggesek kartu kredit. Foto:Heru Margianto/Kompas.com)


pad pos 3
(Tempat untuk meletakkan ponsel NFC. Foto:Heru Margianto/Kompas.com)


pad pos 4
(Alat untuk tanda tangan. Foto:Heru Margianto/Kompas.com)


Menyalakan sepeda motor

Atraksi menarik juga disajikan perusahan eCooltra, perusahaan transportasi urban asal Spanyol. Perusahaan ini memajang sebuah sepeda motor listrik yang dapat disewa.

Seluruh informasi mengenai perjalanan, harga, tujuan, tertanam dalam sebuah aplikasi yang dapat diunduh oleh konsumen dalam ponsel atau tablet mereka. Motor ini tidak mungkin hilang sebab dilengkapi GPS yang dapat dimonitor dari kantor pusat.

Jika penyewa ingin menyalakan sepeda motor ini, yang perlu dilakukan adalah menempelkan ponsel mereka di sisi setang sebelah kiri yang terdapat tanda NFC. Sepeda motor seketika menyala dan catatan harga sewa, tujuan perjalanan serta lama perjalanan, otomatis terekam di ponsel penyewa.

motor1
(Foto:Heru Margianto/Kompas.com)

motor 2
(Tanda NFC di setang sebelah kiri. Foto:Heru Margianto/Kompas.com)


motor 3
(Menyalakan sepeda motor dengan menempelkan ponsel atau tablet yang memiliki teknologi NFC. Foto:Heru Margianto/Kompas.com)


motor 4
(Catatan perjalanan, harga sewa, terekam otomatis dalam ponsel atau tablet penyewa. Foto: Heru Margianto/Kompas.com)

No comments: