08 September 2003

takdir

Lembayung tua di ujung Barat
wajahnya pucat
menanti dupa kau semat
di mezbah doamu

Tuhan tidak menunggumu
dengan takdir tergores
di telapak tangannya
Dia menunggumu berlari
menggores takdirmu sendiri
dengan belati di atas bumi

Jangan bermimpi
bunga mawar tumbuh di belakang rumahmu
Ambilah rabuk
Lemparkan ke atas langit
Angin dan bintang-bintang tahu
kepada siapa harus
memberi restu

No comments: