23 September 2008

Mengenang Munir (5)


Suatu siang. Percakapan telepon.
+ Halo Pak, apakabar?
- Siapa ini?
+ Si Anu Pak
- O, ya..hai apakabar? Lama kita enggak ketemu ya..
+ Baik, Pak. Bapak sendiri gimana, sehat..
- Alhamdulilah, sehat. Gimana, gimana, apa yang bisa dibantu.
+ Itu Pak, mau tanya soal Mr M
- Hmm..begini. Kita enggak tahu. Ini bukan kerjaan kita. Kalau dia yang buat ya mungkin kerjaan dia sendiri. Tapi, kita benar-benar enggak tahu.
+ Mr M bisa diambil enggak, Pak?
- Ambil aja kalau memang ada buktinya.
+ Ah, nanti teman-teman Bapak melindungi kayak yang sudah-sudah.
- Enggaklah. Kita enggak akan ikut campur. Ambil aja. Kita enggak punya urusan sama dia.
+ Okelah Pak kalau itu
- Oke. Gitu ya...
+ Oke Pak, selamat siang...
- Siang...

Suatu siang yang lain, percakapan yang lain, di tempat yang juga lain.

+ Siang Pak
- Siang
+ Pak, mau tanya soal perkembangan kasus Munir.
- Penyelidikan masih terus berjalan. Tim kita masih bekerja.
+ Soal Mr M, Pak. Namanya kan disebut-sebut. Sejauh mana penyelidikannya?
- Tim kita masih bekerja
+ Apalagi yang dicari, Pak? Bukankah bukti-bukti keterkaitan sudah jelas?
(Tiba-tiba lelaki itu mendengus marah)
- Kamu tahu tidak, siapa Mr M? Kamu bisa jamin tidak keselamatan keluarga saya?
+ ???

EDAN!!!!! Orang nomor satu di bagian reserse mabes polri saja takut!!! Tiga bintang di pundaknya tidak bisa menjamin keselamatan keluarganya....Untunglah orang itu segera lengser, dan tebukti dia bukan penegak hukumyang baik. He was jail!!!!

2 comments:

Anonymous said...

mr M tuh sapa yaa mbonk? gosip2 dunk :p

J Heru Margianto said...

hehehe...gosipnya off air ajah...